3 komentar:
-
Koment episode 28
(dilakukan melalui SMS)
Winda:
So sweet. .
^_^
Nur:
Mempersamakan persepsi kata "mati" dan "terakhir" dalam kasus ini...
Saya:
@Nur Gimana maksudmu, boy? +.+
Nur:
Samakan persepsi, apa maksud dri kata "mati" dan "terakhir"...
Saya:
@Nur Mati = bunga layu, lalu 'mati' yang sebenarnya
Terakhir = terakhir yang sebenarnya
Eh, urang nyambung nteu si? @.@ -"-
Ofah:
Mengapa 9 bunga mawar?
Saya:
@Ofah Sudah ku duga pasti ada yang nanya ini..
Sebenarnya karena angka itu cuma sampai 9 , jadi pilih 9 deh..
Mau tanya kalau angka sempurna itu berapa sih?
Nur:
"Mawar" mana nu "mati", "terakhir"?
Saya:
@Nur Kedelapannya pasti akan mati.. Entah yang mana ya..
Dan 1 gak akan pernah mati..
Itu artinya.. . .
Ofah:
Sudah ku duga juga, pasti jawabannya sprti itu. Hhahaays :D
Saya:
@Ofah jadi pertanyaan saya, jawabannya apa?
Nur:
Yang palsu (yang ke-9) itu mawar bukan si?
Saya:
@Nur mawar, palsu, dulz.
Ofah:
Jawabannya seperti yang telah diungkap ujang, td.
Saya:
@Ofah Hemm. . .
Nur:
Mawar mah "hidup"... (versi PKSNM)
Saya:
@Nur Akh, dirimu..
Ofah:
^_^
Meidi:
yang palsu mah gak mati2
Saya:
@Meidi Maka dari itu. . Berarti. . .
Nur:
Hhahaaa...
Makana, tdi suruh samakeun persepsi... Mati=layu, kalimat tadi masuk...
Mawar "terakhir"... Masih bingung...
Meidi:
Paham
Saya:
@Meidi Isilah titik-titik tadi dengan benar!
Saya:
@Nur Iya iya . . Saudara Nur Muchamad
-
Masih koment episode 28
(dilakukan melalui SMS)
Nur:
Aku hanya memiliki 2 tangkai mawar... 1 untukmu, dan 1 untukku... Kan kujaga 1 tangkai mawar yg kupunya sampai kapan pun, dan akan kulahirkan mawar2 lain dari 1 mawarku itu... Jadi, saat mawar yg kau punya mati... Aku bisa memberikan mawar2 yang kupunya padamu...
Meidi:
eeeeehhh
sayangnya ga terbatas alias terus menerus
Saya:
@Nur Begitu pun denganku.
Insyaallah akan ku jaga, ku tanam, dan ku rawat bunga mawar pemberianmu, berharap bisa beranak pinak.
Nur:
Hhahahaaa...
Jadi yang palsunya disimpen aja... Dan semoga gak akan pernah dipake...
Saya:
@Nur Buat di meja tamu, dulz.
Nur:
Hhahahaaa... Lebih bagus pake yang asli...
Saya:
@Nur Baraseuh ka nu taplak.. Bisi diulinan ku budak bangor siga maneh.. ><
Nur:
Hhahahaaa... Supaya eta mawar bisa dijagaan wae... Nu palsu mah pasti diingkeun...
Saya:
@Nur Cukup untuk di halaman aja..
Media yang baik, tanahnya luas, keindahannya bisa dilihat semua orang, bukan yang bertamu ke rumah ajah..
Nur:
Hhahaha... Di halaman mah pasti, nu di dalam kan asalna ti halaman...
Saya:
"Ru.. Maem. . . ", ujar ibu setengah baya pd anak bungsunya.
"Iyaaa. . . ."
16 Maret 2011 pukul 22.50
Koment episode 27
(dilakukan melalui SMS)
Ofah:
Memaafkan itu mudah, tapi berbeda hal dengan menghapus jejak karenanya. Begitu kan?
Ikin:
Iya bang..
Semoga bisa ambil hikmah dari pelajaran saya ya :-)
Saya:
@Ofah Bisa..bisa..
@Ikin iyaa.. :D
Ofah:
Karena nila setitik rusak susu sebelanga. Kebanyakan orang berfikir demikian.
Meidi:
kereeennn
Saya:
@Ofah Kenapa bisa berpikir seperti itu?
Nur:
Tergantung di individunya...
Sensitivitas...
Ofah:
Hmm... Menurut ofah sih begitu.