twitter

Pondok Bunga Kartika


h’Ru
September’2011


“Baim, ke sini sebentar...” sahut mama.
“Apa, Ma?”
“Sini dulu...  Kemarin mama lupa membeli bunga yang baru, bunga yang ini sudah mulai layu tuh. Tolong belikan mama bunga segarnya yah.”
“Haduuuhh... Ma, ini masih pagi, Baim belum mandi. Lagipula ini di dalam rumah, gak mesti segar terus kan bunganya.”
“Jangan banyak alasan ah, Mama gak suka ada bunga yang layu. Pokoknya tolong kamu belikan bunganya, tokonya di ujung jalan sana, ini uangnya,” ucap Mama seraya memberikan sejumlah uang.
“Maaaa........” keluhku.
Mama memang tak pernah suka dengan bunga yang layu. Ia akan segera mengganti bunga layu dengan bunga segar sesegera mungkin. Mama menurutku terkena maniak bunga, ia sangat terobsesi dengan bunga. Apalagi bunga tulip putih, ia sangat mengagumi bunga itu. Ah, apa bagusnya sih bunga tulip putih? Menurutku biasa saja. Bila ada satu bunganya saja yang rusak oleh orang lain, ia akan murka, semurka dewi mengetahui pengkhianatan para pemujanya.
Dengan wajah lusuh, tertekuk, seperti kertas ulangan bernilai buruk. Ku susuri jalan yang masih terasa asing bagiku. Sebenarnya dimana ujung jalan ini, sedari tadi aku belum menjumpai ujung dari jalan yang mulai tersinari matahari ini. Tunggu, ujung jalan? Bukankah jalan itu tak berujung? Oh Tuhan... bodohnya aku. Jalan tak pernah mempunyai ujung, kecuali jalan itu buntu! Bagus. Dan karena ketakikhlasanku menjalankan misi ini, buntutnya aku menjadi lupa nama toko bunga itu. Dan aku tak membawa ponselku pula. Dan di sini tak ada seorangpun terlihat olehku. Sial.
Ku rasa mungkin aku tersasar. Masuk ke dimensi lain, mungkin dimensi alam ghaib. Pasalnya sejak tadi aku tak menemukan satupun toko bunga di sepanjang jalan ini. Dan yang lebih mengenaskan adalah karena ku telah berjalan selama satu jam, mungkin lebih. Untung saja ini hari sabtu, aku tak perlu takut untuk telat berangkat sekolah.
Harapanku untuk menjumpai toko bunga yang disebutkan Mama sudah mulai pudar. Aku terlalu lelah untuk melangkah lagi. Bahkan ku rasa untuk balapan dengan seekor siputpun aku tak mampu. Bak buah simalakama. Jika aku pulang tanpa bunga tulip putih, maka Mama akan memakiku habis-habisan, dan itu akan membuat telingaku memerah lalu putus. Dan jika aku melanjutkan mencari toko bunga itu, kemungkinan besar aku akan semakin tersesat, dan bisa saja ada orang jahat menculikku lalu menjadikanku sebagai budak atau diambil beberapa organ tubuhku, dan yang lebih parah aku bisa mati.
Saat sisa-sisa harapan mulai menguap teraliri hangatnya matahari yang beranjak tegak. Saat jalanan seakan semakin sempit dan berduri. Saat bayanganku mulai lusuh membayangkan Mama sedang memarahiku. Saat huruf-huruf berusaha bersalto membentuk nama toko bunga. Saat debu-debu mulai manja menggelayut di kulitku. Saat itu mataku menangkap sinyal keberhasilan. Misiku akan berhasil. Aku akan terbebas dari jerat hukum Sang Ratu Tulip Putih. Aku merasa sangat beruntung. Dan aku merasa Tuhan itu memang benar akan selalu menolong umatnya yang sedang terjepit antara hidup dan mati.
“Pondok Bunga Kartika” tertulis indah dengan gaya klasik di papan kayu itu. Papan kayu yang ada di seberang jalan tempatku terduduk berputus asa. Bisa-bisanya aku tak melihat keberadaan papan nama itu sedari tadi. Setidaknya aku telah bodoh menghabiskan 10 menitku di tempat ini untuk berimajinasi tentang kegagalanku mencari toko bunga.
“Mesti masuk gang sejauh 65 meter lagi! Oke, siap. Aku tak akan menyerah, aku tak akan menyia-nyiakan pengembaraan yang telah aku lewati. Selangkah lagi misiku berhasil! Semangat, Baim!” batinku menyemangati raga yang mulai pucat ini.
Asing, asing, asing. Aku memang masih merasa asing dengan tempatku berjalan ini. Dan akhirnya aku berdiri di depan “Pondok Bunga Kartika” juga. Huh, misi yang cukup menguras tenagaku.
“Pondok Bunga Kartika, kau hampir membuatku mati!” batinku.
Dan saat mataku menyusuri seluruh lekuk tubuh “Pondok Bunga Kartika”, aku tertegun. Ku rasa ragaku membeku. Oh tidak, jiwaku pun ikut membeku. Bak ada badai salju turun di cuaca yang cerah tadi, dan itu hanya padaku. Harapan dan semangat yang baru saja terpintal lagi tadi kini melebur kembali.
“Tokonya tutup..... Ooh, Tuhaaaaaaannnnn....... apakah Kau tega padakuuuu??????” teriakku ketika melihat gembok melekat di pagar toko yang lebih mirip kebun itu.
Sepertinya suara bass-ku menembus dinding-dinding rumah di sisi kiri dan kananku. Pasalnya beberapa warga langsung keluar rumah sesaat setelah teriakanku. Ada ibu dengan daster batik merah menyala yang sepertinya baru saja selesai mandi keluar dari balik pintu. Ada ibu yang melongok dari jendela kamarnya. Ada bapak dengan ayam di ketiaknya yang melihatku dengan mata yang hendak loncat. Ada mas-mas yang sedang mencuci motor langsung terkaget-kaget hingga ia bukan lagi menyemprot motornya, tapi menyemprot tembok rumahnya. Ada beberapa gadis yang sedang asyik ber-facebook kini memandangku dengan penuh tanda tanya, bisa ku tahu itu karena tadi aku melewati mereka dan mereka bergosip tentang status pemuda idaman mereka, dan ku rasa mereka akan menulis status “dha cwok gokil pake kolor teriak2 dpan humz neh.. bau age, lum mndi kalee yuaaa... -_- py ganteng uga cii.. hihi.”
Harkat dan martabatku jatuh. Terhempas sang angin kemarau menuju kota mati di negeri antah berantah. Bahkan bayangankupun merasa malu, ia meninggalkanku sendiri diantara sorot mata-mata penduduk. Aku malu. Dingin di sekujur tubuhku. Kelu.
“Ada apa, Dek?” tegur seorang ibu seraya menepuk bahuku dari arah belakang.
“Astaghfirullahaladzim!!” ucapku terhentak kaget.
“Adduuhh... kenapa ini?” ujar ibu itu dengan kedua tangan memegang pipinya, akibatnya ia menjatuhkan kantong belanjaannya karena cemas.
“Maaf, Bu.. maaf..  Aa..aaanu... Poo..poo..pondok Bunga Kartikanya tutup yah, Bu?” tanyaku terbata-bata.
“Ooohh... Pondok Bunga toh... iya tutup, Dek. Kenapa, mau belanja di situ?”
“Iya,” ucapku lirih.
Hancur semuanya. Harapan yang telah terbit dari tidurnya kini terbenam kembali. Mengunci diri di dalam gua tak bertuan. Bersemayam bersama para kelelawar langka.
“Tapi kalau Adek mau belanja, Adek tinggal ke rumah yang punyanya saja. Rumahnya ada di sana,” ujar ibu berdaster biru ini seraya menunjuk rumah bercat hijau.
Aku segera menuju rumah yang tepat bersampingan dengan lapangan sepak bola itu. Rumahnya tak jauh, hanya berselang 7 rumah saja dari toko bunganya. Ketika di depan pagar rumahnya aku benar-benar yakin kalau ini adalah rumah pemilik toko bunga itu. Itu terlihat dari tamannya yang dipenuhi bermacam-macam bunga cantik.
“Ada apa ya, Mas?” tanya seorang gadis dari dalam pagar mengagetkanku.
Aku tertegun, kembali. Inikah makhluk yang sering disebut sebagai bidadari di cerita-cerita? Inikah gadis yang diceritakan sebagai putri di dongeng-dongeng? Inikah gadis yang mewarisi rahasia kecantikan para dewi? Oohh, Tuhan. Ciptaan-Mu amatlah sangat mengagumkan. Gadis yang kini berdiri di hadapanku dengan jarak 53 cm saja hampir mendekati sempurna, setidaknya sempurna di mataku yang hina ini. Alisnya yang melengkung bak pelangi, matanya yang bersinar, hidungnya, bibrnya, pipinya, rambutnya.
“Helllooooo.... Mas.. Mas”
“Oohh.. maaf, Sayang. Ups!”
“Hah, apa?”
“Bukan, bukan apa-apa... hehe.”
Sesaat setelah kecanggunganku menghadapi gadis yang mungkin terlukis dalam mimpiku, terlukis bersama para burung cendrawasih di tengah hamparan rumput hijau, disoroti sinar jingga sang surya. Aku segera menyampaikan maksud kedatanganku. Lalu dengan senang hati dia melayaniku untuk membeli bunga tulip putih favorit mamaku. Aku berusaha mengajaknya berbincang lebih dengan beberapa pertanyaan yang sebenarnya aku tak mau tahu, yakni tentang arti warna bunga.
“Terimakasih yah, maaf telah mengganggu istirahatmu. Oh iya, namaku Ibrahim Prasetyo. Panggil saja Baim.”
“Kartika, Kartika Khoirunnisa. Jangan lupa berkunjung lagi ya,” jawabnya dibubuhi senyuman manisnya.
“Siaaapp, Nona. Aku pasti datang lagi. Hehe.”
Setelah menempuh jalan yang amat sangat cukup jauh, akhirnya aku dapat menyelesaikan misiku juga. Dan yang terpenting adalah aku bertemu dengan seorang gadis yang “waaah”. Berjalan lagi dan lagi. Tapi perjalanan pulang ini tak membuatku merasa terlalu lelah. Mungkin karena aku terus memikirkan Kartika, anak pemilik toko bunga itu. Jadi, jalananpun tak terasa. Senyumku terkembang selama perjalanan pulang, bak orang gila.
“Maaa... Mamaaaa... ini bunganya.”
“Baim, kamu kemana saja? Beli bunganya kok lama sekali?” tanya Mama dengan raut muka bingung penuh tanda tanya.
“Ya ke toko bunga yang Mama kasih tahu. Mama jahat sama Baim, toko bunganya jauh bangeeeetttt.....” protesku.
“Hah, jauh?” respon Mama dengan muka terheran-heran.
Karena aku yang terlalu lama membeli bunga, akhirnya Mama telah membeli bunga tulip itu sendiri. Dampaknya aku diceramahi Mama berjam-jam.  Usut punya usut ternyata toko bunga yang Mama maksud bukan Pondok Bunga Kartika, melainkan Putri Florist. Putri Florist berada di ujung jalan depan, ujung jalan yang Mama maksud ialah belokan jalan, lalu masuk ke gang lagi sekitar 20 meter. Yang fatal ialah arah yang aku ambil sewaktu keluar rumah. Aku mengambil ke arah kiri rumah, sedangkan Putri Florist sendiri ke arah kanan rumah. Bodoh. Malu. Baim yang ganteng tiada tara ini salah mengambil jalur. Maklum, baru 7 hari kami menempati rumah ini. Dan aku belum sempat berkeliling meninjau daerah sekitar, aman atau tidak aman.
Ternyata walau misiku berhasil, efek buah simalakama masih tetap berlaku. Malah sepertinya kedua efek buruknya ku dapatkan. Betapa aku telah berjuang untuk berkelana, menghadapi berjuta rintangan hingga aku hampir mati dibuatnya. Dan  kini aku harus menerima rentetan kalimat yang tiada henti di gendang telingaku, kelu. Tapi tidak apa-apa, masih ada hal yang sangat baik yang aku peroleh, bertemu Kartika. Walau dengan kostum sehabis bangun tidur aku bertemu dengannya. Dan mulai hari ini jika Mama akan membeli bunga tulipnya, aku akan dengan senang hati bersedia membelikannya. Tentu saja di Pondok Bunga Kartika. I Miss You, Kartika.

Lebaran Oh Lebaran #3


Assalamu’alaikum.... sahabat-sahabat ane yang budiman dan budiwati....

Masih tentang lebaran nih, di hari kedua lebaran ato H+1 ini gak banyak aktivitas yang ane kerjain. Di hari ini ane cuma ngumpul ama temen-temen doang. Ya mengingat masa muda... :D jadi ketauan udah gak muda lagi dah.. .

Dari pas pertengahan Ramadhan, tanggal 1 ini tuh udah dijadwalin buat ngumpul bareng anak-anak kelas 12 IPA 2. Beuuhh... kayaknya yang ngerencanain alias dedengkotnya tuh udah fix banget ama ni tanggal, jatuh cinta kali yye... Di fb udah heboh banget ni rencana, cuma ane si kagak ikut-ikutan rame. Ane stay calmm... gak berisik, gak ikut-ikutan comment ato ngewall di acaranya... hahaha dasar gak pedulian. (" `з´)_,/*(x,☉")

Tiktok..tiktok... waktu udah nunjukin pukul setengah sembilan. Ini waktunya ane jemput temen sebelum ngehadirin reunian. Eheheh... pas nyampe tuh  rumah temen, dia bilang mau berangkat ke Tangerang, mau balik kerja lagi. Heu. Jadi ane ke situ sekalian ngojekin dia dah... heu nasib..nasib...  (--“) niat ngajak buat nemenin, malah jadi ngojekin. Tapi ane kagak kehabisan ide, ane minta dia berangkatnya agak siangan aja. Trus ngajak dia bersilaturahim ke rumah temen lagi... haa. Oiya nama temen yang ane boncengin itu Siskawati, sob. Trus yang mau kita samperin alias tamuin sekaligus ajakin reunian itu Walfathu Nurrohman, pasti diantara kalian udah ada yang familiar ama nama itu yye...

Hhiiihhh....... barudak..budak... yang satu mau berangkat balik mudik, yang satunya lagi mau ke rumah tetehnya (rumah mertua tetehnya deng..). Bagaimana nasib ane ini... heuheu. Jadi sendirian dahh...
Sewaktu mau ke pangkalan elf, Siska kan mampir ke Alf*mart dulu tuh. Dia belanja buat bekel di mobil ntar, eh dia nawarin ane. Yodah ane ambil Lov*juice Guava ama Ore* Ice Cream ukuran gede... hahaha. Kalo ane tega si, ane bakal ambil yang lebih banyak lagi. Tapi kan ane anak baik, gak nakal, jadi gak setega itu. Hihi.

Ternyata eh ternyata, gan... Acara reunian gak jadiiiiiiiiiiii........... ╭∩╮(︶.︶メ)╭∩╮ sebeeelllll daaah!!!!!!
Dasar pada tukang bual janji!!! Dasar pada gak komit!!! Dasar *biiiippppppp*!!!!!! Dasar *bbiiiiiiipppppppp*!!!!!!!!!!!
Heu.. ane jadi ngomel-ngomel kayak ibu-ibu arisan dah.. . (_ _”)  Abisnya udah nunggu lama-lama... bela-belain jadi gak puasa syawal.. eh nyatanya gak jadi tuh acara. Siapa yang gak sebel coba. Alasan inilah, itulah... heu. Alibi!!!  Kebanyakan alesannya tuh karna “ini tuh hari H+1, masih mesti keliling ke keluarga, sanak saudara... bla.bla.blaa...” Alah,, basi. Sebasi opor ayam kemaren.. -___- yang gara-gara lebaran diundur. Jadi gak bisa opor ayam dahh.. seret, gak ada kuah buat nemenin ketupatnya.. . T.T

Karna reunian gak jadi, ane maen aja dah ke rumahnya a’Kahfi, temen sewaktu kelas 7 ama 9. :D  Dia semakiin tinggiii.. semakin cakep juga. Beda deh pokoknya dari terakhir ketemu, sekitar 6 bulan yang lalu, eh apa 8 bulan yaa...? hheeeemmmm.... -.-

Di situ ane jadi nambah-nambah temen juga. Temen-temennya dia yang kebetulan tetangganya ikutan maen, jadi kita pada ngobrol ngalor ngidul gak jelas deh... yang penting asyikk... :D  Ampe ane betah banget noh di situ. Maen dari sekitar jam sebelas, eh pulangnya pas denger adzan maghrib... heu, ketauan dah nih anak doyan klayaban di rumah orang.. . -_-

Hari ane cukup membosankan yyaa?? Iya, hari itu cuma gitu doang... Abbis isya baru ponakan minta nyalain kembang api plus petasan... Naahh, akhirnya rame juga. :D Daarr..Diirrr...Duurr...Deerrrr...Ddooooorrrrr......dahh.
Yaudah deh, post yaang ini segini ajah. Gak mut.. (◠‿◠) Wassalamu’alaikum...
Salam Persahabataaaaaannn..........!!!!!

Lebaran Oh Lebaran #2


Hello..hellooooo..... apa kabar nih sobat-sobat ane yang budiman ama budiwati???  Masih dalam lindungan-Nya kan.. amiiinn...

Sekarang ane lagi mau nepatin omongan ane yang kemaren nih, ceritanya gak mau cuma umbar janji doang. :D ha.  Lebaran.. lebaran.. lebarannn... pastinya banyak banget tuh yang pada baruan. Baju ama celana ato sejenisnya ama aksesorisnya tuh pasti masih pada kinclong yyee... Kalian kayak gitu juga gak? Kalo ane sih,,,,, kagak. Huhuh. Ane masih pake kostum yang kemaren pas sholat Ied tuh. Apa, udah bau asem? Weeitzz... kagak dong, wangi pastinya... :D  Bukan cuz ane kagak punya doku (wwuiih.. bahasanya “doku”. Wkkwkwk), tapi cuz ane pengen hemat aja. Ane lagi pengen samting yang ngabisin duitnya lumayan banyak, jadi ane mesti ngirit-ngirit gitu dah... Walopun kostum lama, yang penting kan semangatnya, bukan gitu, Kawan?

Seperti biasa, tiap tahun juga kayak gini. Pas sekitar jam 4 lebih lebih lebih tuh pasti pada ribut ngantri kamer mandi. 10 orang, 2 kamer mandi. :D Jadi mesti ada yang rela dingin-dingin mandi tuh. Beerrrrr...  Taun ini ponakan udah pada gede, jadi gak perlu lagi dipaksa-paksa bangun, sekarang mah mereka udah pada bangun pagi sendiri. Hiii

Di Mesjid Al-Mujahidin Kubangkarang ini seperti biasaa kalo lebaran Idul Fitri pastinya kaum adam ditempatin di lapangan depan mesjid, kalo hawanya di dalem mesjidnya. Tapi kalo lebaran Idul Adha si semuanya di dalem mesjid, emang si ada yang di luar juga, ya di halaman mesjidnya gitu.

Nah, kayak biasa juga. Setiap muadzin menyerukan takbiran khas hari raya tuh ane slalu merasa sedih gitu, sob. Entah kenapa dalem hati tuh sedih banget pas denger syairnya. Dulu, entah taun kapan, ane sempet keluar airmata denger takbirnya. Kalo kemarin si ane masih bisa nahan tuh si airmata. :’D

Abis sholat Ied pastinya pulang dong... yaiyalah, masa kagak pulang. Heu. Yang laen si pada sibuk ngambil makan, tapi ane si kagak ngambil makan dulu, barangkali ada tamu kerabat yang keliling. Eh, bener aja kan banyak yang mampir ke rumah ane, sekedar buat salam-salam doang mah. Kasian juga yang udah pada makan. Hahaha. Daripada cuma diem, ane ambil aja hape trus jeprat-jepret orang yang lagi pada sibuk dah. Hihi

Pas sekitar jam setengah sembilan, kita cabut dari rumah. Ceritanya mau nyekar ke makam kakek ama nenek ane di Susukan. Semua kendaraan dibawa, cuma rumah beserta isinya yang gak dibawa. He. Ane ama ponakan yang cowok pake motor, kakak cowok ama ponakan yang cewek pake motor juga, selebihnya dimuat tuh ama mobil. -.- sempit kayaknya mah. Bokongnya pada gede, sekseh. V--

Sepi juga di pemakamannya, mungkin karena udah siang kali ye. Kan biasanya mah nyekar tuh pada pagi kan? Kita-kita mah agak siang, secara jaraknya cukup jauh dari rumah eh. Sedih..sedih.. lagi. Ane sedih pas di depan makam kakek, nenek kandung, ama nenek tiri (padahal aslinya ane cuma di depan makam nenek kandung, soalnya letaknya gak berdampingan). Kalo penyebab sedihnya ane, ada tuh diantara kalian yang udah ane kasih ceritanya, sob. Tanya ama dia aja dah, agian!

Selese nyekar, kirim-kirim doa bukan sms. Kita ke rumahnya adikknya bokap nih, yang menurut orang yang ngeliat si dia kakaknya bokap ane. Hiii  eheh, di situ ada cucunya yang lagi lucu-lucunya, gemesin.... ada dua lagi. ^.^ Pengen bawa pulang... kita maen-maen dah di situ. Tapi gak lama juga, mungkin cuma sekitar 1 jam-an lah. Pas udah pulang, nyampe rumah, ane langsung tepar, tidur dah. Pules. (_ _”) zzzZZZZ

“her..her... aya baturan tuh...”
Antara sadar gak sadar ane bangun. Pas keluar kamar, eh ada keluarganya adiknya bokap yang lagi namu (yang tadi kita tamuin tuh, hahah... bolak balik eh). Ho, ternyata yang dateng yang bikin ane bangun tuh temen SMP ane yang namanya Moh. Ibnu Anas ama Anwarudin Syafaat, termasuk tetangga deket juga si. Mereka ngajak keliling ke rumah-rumah temen gitu, silaturahmi. Weeeiittzz... jangan culik ane dulu, ane mau ambil air wudlu trus sholat ashar dulu, baru cabut. Heu. -.-

Karna waktu yang udah sore, gara-gara ane pas pagi ama siangnya kagak on di rumah tuh. Jadi cuma dua rumah yang bisa kita samperin, he. Tapi cukup bikin ane nginget masa lucu ane ama mereka waktu lagi eSeMeP. Waktu ane masih culun (emang sekarang agak culun?) , tapi imuuuut... Heheh.

Cerita pas kita-kita dengan nekat nyebrangin “talang” yang rapuh di atas aliran sungai, sampe diteriakan semua orang disuruh turun (padahal kan bawahnya sungai, gimana mau turun, yang ada nyebur dong). Cerita acara ngerujak buah bareng. Cerita palak-palakan. Cerita perjalanan malem naek sepeda nyari penampakan pake kamera hape. Cerita betapa bodohnya Paskibra, yang bisanya ngitung cuma sampe angka dua pas persiapan “kata salah seorang guru SMP”. Nostalgia masa Paskibra di sore itu... huhu. Mereka bikin ane kangen semuanya.... T.T hiks

Lebaran hari pertama ane mengharukan eh, menurut ane, kalo menurut kalian biasa aja yaa monggooow *ngasihbogem*. Nah, cerita tentang lebaran ane di hari keduanya nanti lagi yee. Di post selanjutnya. Besok jangan lupa absen, okeh b(^^.)

Bye..bye... Salam persahabatan....!!!!!

Lebaran Oh Lebaran #1


Allahuakbar.. Allahuakbar..Allahuakbar.. Lailahaillallahhuallahuakbar Allahuakbar Walillahilhamd.. .

Haaa.. pastinya yang pada baca udah pada tau tuh bacaan apa. Iye kan? Kalo ada yang kagak tau, keterlaluan dah.. .  --“  Bagi yang udah tau, ane kasih 100 perak dah.. . :D

Rabu minggu lalu kan kita-kita udah pada lebaran Idul Fitri tuh (bagi yang hilalnya versi sidang itsbat :D). Nah, cerita lebaran kalian gimana nih? Seru, datar, ato malah bikin eneg? Hihi  Kalo kalian nanya balik, lebaran admin si gimana... ane akan jawab, lebih seru dari taun kemareeenn.. . :D (eh, emang ane admin ye? Heft)  Tapi kalian jawab dulu dong... gimana lebaran kalian ihh.. . apa? Jawabnya gimana? Hemmm... dikoment aja ey, gampang kan? Hahah  Tak tunggu pokoknya!!! ^.~

Nah, kalo lebaran ane cukup-cukup seru... ada yang lucu-lucu... ada yang bikin ane ngakak... ada yang bikin sedih... ada yang bikin ane lupain mereka-mereka yang bikin ane sesek... :D  Mungkin menurut kalian si biasa aja kali yak...  tapi gapapap, kan “seru” itu beda orang, beda versi... betul gak?

Daripada ntar kepanjangan, mending langsung aja dah ane sekarang cerita lebaran Idul Fitri-nya ane.. hiiiii

Sebelum lebaran kan pasti tuh semua sibuk ama zakat fitrahnya masing-masing, ada yang udah sejak dari awal bulan, ada yang pertengahan, ada juga yang nunggu pas detik-detik terakhir bulan Ramadhan. Kalo kebiasaan keluarga ane sih, berzakat rianya itu pas malem takbirannya. Jadi, pas malem takbiran tuh biasanya keluarga tuh pada sibuk kesana kemari, ada yang sibuk masak ama yang sibuk bagi-bagi zakat. Tapi taun ini si agak beda, cuz yang sibuk masaknya tuh gak sibuk-sibuk amat. Secara masaknya udah malem sebelumnya, gara-gara Si Hilal kemarennya dikira mau keluar, eh malah kagak keluar.. huhu  Jadi ritual masaknya kerajinan dah.. .

Zakat yang ane ama teteh bagiin cukup banyak, sob. Ada sebelas... hahah. Banyak juga ye keluarga ane... Bayangin kalo zakat yang ane bagiin pakenya beras O.o pake karung kali yee... udah kayak kuli angkut ntar... huhuh Lagian ane ragu kalo ane ngangkut-ngangkut tuh beras zakat keliling rumah-rumah tetangga, yang ada ntar ane pingsan dah... secara perawakan ane kan lumayan cukup kurus.. heft -.-

Syerem..syerem... pas ane ngasi zakat ke rumah yang deket sumur tempat bunuh diri itu... hihihihih *bu’kun style*   Sinar rembulan malu-malu menyelinap diantara tiang-tiangnya. Tali timba berderat mengalun temani sepi. Sesosok bayangan muncul diantara semak belukar belakang sumur. Hwuuaaaa...... seeeeetttaaaaaaaaaannn.... *bletak Ngaco ihh ane tuh, aslinya si kagak ada ih yang kayak gini tuh. Huhu  Walopun tuh sumur bekas bunuh diri, tapi malem itu kagak serem-serem amat gak tau tuh malem laennya si. Hihi  Udah pada tau belum si cerita yang tetangga ane yang bunuh diri di sumur itu, gan? Apa, belum? Jadi gini, mungkin tuh tetangga ane (cukup jauh si padahal) tingkat kefrustasiannya udah meleber. Ditambah konon katanya punya ilmu mistis gitu dahh..... lholhoooo... ntar dulu dah, kok ane jadi cerita ini ya? @.@ Selupa ane tadi ane cerita lebaran dah *garuk-garuk kepala tukang somay* Ane mulai menyimpang dari cerita dah... lanjut lagi aah ke jalan yang benar (bukan lurus). :D

Pas malem takbiran itu tuh, kayak biasa, ane sih kagak ikut-ikutan yang keliling kampung bawa obor ama bedug bergema takbir ria. Secara ane anak rumahan, yang kagak punya temen banyak.. huhu menyedihkan banget yakkk... T.T Tapi gapapap, ane kan masih punya kalian, sobat-sobat ane.. :’) *haru*  So, ane diem di rumah, cuma pantengin tivi, becanda-canda ama 2 ponakan (baru 2 ey, pengen nambah yang baby, biar lucu-lucu.. huhu), ngobrol-ngobrol ama keluarga yang baru pada mudik, ngerencanain buat acara besok abis sholat Idul Fitri. Tapi agak sedih eh, cuz ada yang kurang 1 orang... kakak ane yang di Papua, dia lebarannya gimana yahhh? Padahal kalo ada si, ribut mulu ama ane tuh.. hhiihi  Dulu itu, sekarang-sekarang mah kagak, udah pada gede. :’)  Bagi yang dulunya sering ribut ama sodara, ntar pas udah jauh pasti pada kangen dahh... dijamin 102,7%!!! (kayak apal eh, saluran radio bukan si? --a) Pokoknya ane kangen daahhh... Cuma ane kagak pengumuman aja tuh.. huhu   Nah, kalo di malem lebaran, mungkin cukup segitu aja yang bis ane ceritain... Kalo cerita pas lebarannyaalis abis sholat Ied ama H++nya si ntar ane tambah di post selanjutnya aja kali yyee... Takutnya kalo sekalian di 1 post-in tuh ntarnya banyak banget... panjaaaang... ntar kalian males baca lagi...  ya kan? Oke, ane akhiri aja ya post ini. Sampe jumpa di post selanjutnya... Salam persahabatan!!! \(^^.)

Tarawih oh Tarawih


Allahuakbar..Allahuakbar..Allahuakbar...Lailahaillallahuallahuakbar..Allahuakbarwalillailham… lhoolhoo.. kok ni anak malah takbiran weyy… Bukannya sekarang masih puasa ye.. lagian belum tentu juga kalo besok tuh lebaran wooy!! Dasor, keciri pisan kalo pengen cepet-cepet kelar puasanya ye… wwuwuu… haha.. biasa gan, ane lagi semangat-semangatnya nih buat Idul Fitrian.. :D  Apa? Ikh,, ye kagaklah.. bukan karna ane punya banyak pakaian lebaran. u.u tapi gak tau juga sih kenapanya.. (kayak biasa, slalu gaje) Tapi di sini ane kayaknya kagak mau bahas tentang lebaran Idul Fitri eh.. Kali ini ane lagi pengen cerita tentang teraweh eyy.. hhahah
Hah, apa? Haha.. bener banget, sob! Ente bener, emang teraweh tuh sekarang udah ada di akhir episode. Semalem itu insyaallah the last deh.. hihi, ngarep banget ye.. Eitss.. bukan the last selamanya wey, tapi buat tahun ini aje.. :p Kalo selamanya si berarti kite-kite gak bakal ketemu lagi ama si teraweh dong.. huhu T.T  Tapi gapapap sih, walau udah di akhir pertemuan, kita tuh mesti en wajib semangat teraweh kayak waktu di awal itu lhoo.. Marhaban Yaa Ramadhan…!!! \(^_^)/
Nah, ane yakin banget nih, gan. Kalo agan ama aganwati yang lagi baca post ane ini tuh pasti udah pada master kalo soal pengertian ato sejarah teraweh sih.. Betul kagak? Haah, apa? Masa? Masa sih ente kagak faham ama yang begituan… Ane aja yang kurang faham biasa aja ih, adem ayem aja… hahha.. gelo. @.@
Soal teraweh ya, ramadhan tahun ini tuh ane terawehnya lumayan menclak sana menclok sini.. hihi. Ane ppindah-pindah gitu deh, gak kayak ramadhan tahun kemaren yang full house… heft, kayak judul serial tv ye. Jadul gila tuh.. hahah :D
Yep. Tahun kemaren ane terawehnya full di musholla dalem rumah. Nah, yang tahun sekarang, ane terawehnya ntu di 4 tempat yang berbeda. Yang pertama, jelaslah di musholla di rumah ane :D. Yang kedua di mesjid desa tetangga, Mesjid Al-Mujahiddin. Yang ketiga di musholla sekitar rumahnya sobat ane, Walfathu Nurrohman. Dan yang keempat alias yang terakhir ane sambangin itu di musholla di rumahnya sobat ane lagi, Moh. Arif Syah.
Allahumma sholli’ala sayyidinna muhammad…Allahumma sholli wassalim wabari’alaihi…  Nah itu tuh kalimat yang diucapin ama bilal ples dijawab ama makmum, gan. Emang sih, di tiap tempat beda kali ye.. yang di atas itu di tempat yang pertama, di musholla rumah ane (lebih tepatnya si di rumah orangtua ane deng.. hihi). Terawehnya di sini 23 rakaat, gan. Kebetulan bin kebeneran yang dapet kehormatan buat jadi bilal tahun ini tuh masih ane, gan. Yaiyalah, secara anak cowok tinggal atu-atunya.. -_-
Sebenernya ya, sholat teraweh di rumah tuh lanjutan alias sambungan episode dari tradisi keluarga ane. Yang dulu itu kita-kita mesti en wajib sholat teraweh di musholla yang dulu ada di belakang rumah ane (sekarang juga masih ada deng), musholla keluarga besar gitu deh. Tuh di situ tuh udah sejak jaman mamah ane masih imut-imut udah dilakuin ritual teraweh rame-rame. Lhaa, maen ritual aja ye.. Yaa Allah, maaf Yaa Allah.. T.T  Assoy juga padahal teraweh di situ tuh. Selain dapet pahala, dapet snack juga eey.. haha. Tapi yang anehnya tuh, anak-anak lain sih kalo dapet snack tuh pada seneng nerima plus makannya. Kalo ane sih Cuma seneng nerimanya doang, makannya mah kagak, kagak pernah ane colek barang sedikitpun tuh snack, ane kasihin ama temen-temen ane.. haha (emang ane punya temen?)  Trus kalo masalah kenapa bisa teraweh di musholla belakang ujug-ujug menclok teraweh di rumah ntu sih ada masalah intern, gan. Ane kagak bakal kasih tau dah apa masalahnya, kagak penting buat agan aganwati sih… (emang yang lagi dibaca penting yye??)  jangan marah cuz kagak dikasih tau yye.. v—
Nah, teraweh di tempat yang kedua ini tuh slalu aja ada yang bikin ane cekikikan dalem ati, dikit sih kagak banyak-banyak… Dari mulai hal standar kayak anak-anak kucil yang ributnya minta bendera putih, anak-anak yang nangis, ampe anak yang sholat teraweh sambil ngemut permen. Bayangkan, dia beralibi kalo dia ngemut permen tuh supaya kagak ngantuk kayak temennya yang sebelah coba O.o
Di Mesjid Raya Kubangkarang ini tuh bilal ama makmumnya pada bilang gini “Shollu’ala nabi muhammadin mustofa yaa rosulullah alaika yaa rosulullah…” Tuh kan beda banget ama yang di rumah ane, padahal kan jarak ni mesjid ama rumah ane kagak sampe sekilo mah. Kalo masalah rakaat sih sama ajah, masih 23, kagak nambah kok. Bacaan-bacaan sholat juga sama, sama juga ama tempat yang ketiga ama keempat.
Sekarang kita lanjut ke tempat yang ketiga. Kalo  di tempat yang ini ane lupa ey apa yang diucapin ama tuh bilal plus makmumnya. Abisnya kan udah agak lama, cuz sholat yeraweh di musholla deket rumah Walfathu ini tuh pas malem ke-16 tau, pas perdananya qunut. Eheh, tau gak, gan? Tadinya si’Fathu tuh kagak mau diajak teraweh di musholla tuhh. Malah dia ngajaknya teraweh di rumah depan, diimamin ama babehnya. Tapi ane maksa-maksa ey pengen teraweh di musholla. Haha. Berkat dukungan mamahnya Fathu juga, akhirnya tuh anak nyerah juga. Yeyeye berhasil.. ^_^
Oiya, di sini lama juga loh durasi terawehnya, padahal rakaatnya sama aja 23. Karna apa coba? Ada yang tau gak nih? Wwaahh.. kalian ini. Pada kagak mau mikir dikitpun ye. Gimana sih nih generasi muda Indonesia, masa kagak ada yang mau mikir. Huhu. Yang bikin lama tuh, setiap abis rakaat kelipoatan dua (berarti aslinya rakaat kelipatan 4) ada pupujian dulu (memuji Nabi Muhammad SAW). Durasi pupujiannya lumayan agak lama ey, gan. Mampus ane, padahal kan Fathu udah wanti-wanti kalo di musholla ini terawehnya lumayan bikin pegel. -_- Keciri ye kalo ane pengennya yang cepet-cepet mulu.. hhaa.
Trus di tempat yang keempat nih. Ini belum lama ane laksanain, cuz baru kemaren malem ke-28 ramadhan. Teraweh di sini ane lakuin bareng ama temen-temen SMA dulu en temen sewaktu les di GO (Ganesha Operation). Jadi inget pas ane ribut mulu ama satu anak cewek di ruang les, padahal kita belum saling kenal.. sedih sekaligus bikin cengar-cengir.. hihi. Eh iya lupa, yang pasti terawehnya ama keluarganya Arif juga, secara yang punya musholla gitu. Ceritanya teraweh ini tuh sekalian lanjutin acara buka bersama, daripada pada pulang trus terawehnya pada bolong, mending nebeng di situ kan (rumah ane ama rumah Arif kan butuh waktu perjalanan sekitar 45menit). Rakaatnya tetep sama, 23 rakaat. Yaahh.. ane belum nemuin nih yang 11 rakaat. Huhu. T.T  Yang agak aneh menurut ane, mungkin karna asing kali yee.. si bilal tuh cuma berkicau pas di awal rakaat teraweh ama di akhir rakaat teraweh. Kalimatnya juga cukup singkat. Kayak gini nih “Laihaillallah muhammadurrosulullah shollallahu’alaihi wassalam..” Tuh gitu doang, gan. Simpel kan?
Akhirnya selese juga dah petualangan teraweh keempat-empatnya. Hwaaa… Sebenrnya ye, ane tuh pengen banget ngerasain yang 11 rakaat. Trus pengen juga teraweh di Mesjid Raya At-Taqwa, Cirebon, tau… Sewaktu ada buka bareng Comicus24 tuh, sebenernya pengen banget. Tapi sayangnya, waktu ama sikon gak memungkinkan. T.T hiks. Gak jadi dah.. tapi yaudahlah, bukan jodoh kali. Mungkin di lain kesempatan.
Nah, sekarang berakhir dah curhatan ane akli ini. Ane pamit ye.. gak usah kangen ye.. hahahah. Oiya, yang mau ngajak ane terawehan di mesjid raya di kota ato kampungnya juga boleh kok, insyaallah ane kagak nolak. ^_^ Ane tunggu tawarannya tahun depan yee… Semoga kita masih bertemu ama ramadhan tahun depan yee.. Amiin.